Thailand Kurangi Subsidi Kendaraan Listrik Seiring Meningkatnya Penjualan

02 November 2023 04:44
Penulis: Adiantoro, otomotif
Ilustrasi. Kendaraan listrik. (Istimewa)

Sahabat.com - Thailand pada Rabu (1/11/2023) menyetujui penarikan paket subsidi untuk industri kendaraan listrik yang sedang berkembang pesat.

Sebab, negara yang menjadi pusat produksi kendaraan listrik di kawasan regional (ASEAN) itu berupaya melanjutkan momentum penjualan mobil listrik yang kuat dengan menyeimbangkan dukungan anggaran.

Paket baru tersebut, yang disetujui Komite Kebijakan Kendaraan Listrik Nasional, akan menawarkan subsidi hingga 100.000 baht (sekitar Rp43,9 juta) per kendaraan listrik, kata Narit Therdsteerasukdi, Sekretaris Jenderal Dewan Investasi Thailand.

"Mulai tahun depan dan berakhir pada 2027, skema tersebut juga akan mencakup penurunan bea masuk dan cukai," kata Narit, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (2/11/2023).

Kendaraan listrik terus mendapatkan popularitas di Thailand, didorong oleh subsidi pemerintah yang saat ini mencapai 150.000 baht (sekitar Rp65,9 juta) per kendaraan listrik.

Negari Gajah Putih tersebut menyumbang sekitar setengah dari seluruh penjualan kendaraan listrik di Asia Tenggara pada kuartal kedua (Q2) 2023. "Dalam 2-3 tahun terakhir setelah dukungan pemerintah, tingkat penggunaan kendaraan listrik di Thailand meningkat pesat," lanjutnya.

"Jadi dukungan dari pemerintah akan dikurangi secara bertahap sesuai dengan situasi, agar tidak terlalu membebani anggaran," tambah Narit.

Paket baru ini akan menelan biaya sekitar 3 miliar baht, menurut perkiraan perusahaan riset BMI. Pada 2030, Thailand berencana mengubah 30 persen produksi tahunannya sebanyak 2,5 juta kendaraan menjadi kendaraan listrik, menurut rencana pemerintah.

Pemotongan pajak dan subsidi yang dilakukan Thailand telah menarik perhatian sejumlah produsen mobil asal China, termasuk BYD dan Great Wall Motor yang berkomitmen menanamkan investasi sebesar US$1,44 miliar pada fasilitas produksi baru di negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu.

Selama beberapa dekade, negara dengan perekonomian manufaktur otomotif terbesar ke-10 di dunia ini didominasi oleh perusahaan Jepang seperti Toyota Motor Corp., dan Honda Motor Co., yang menggunakan Thailand sebagai basis ekspor utama.

Selain manufaktur, Thailand akan memberikan insentif dan keringanan pajak bagi produsen mobil yang mendirikan pusat penelitian dan pengembangan kendaraan listrik.

"Pemerintah melihat adanya kebutuhan untuk terus mendorong industri kendaraan listrik dan menjaga momentum pertumbuhan kendaraan listrik untuk menjadikan Thailand sebagai basis produksi nomor satu di kawasan ini," tukas Narit.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment