Krisis Chip Belum Teratasi, Subaru Pangkas Target Produksi Tahunan

09 Februari 2023 01:31
Penulis: Adiantoro, otomotif
Logo Subaru ditampilkan di Tokyo Motor Show, di Tokyo, Jepang 23 Oktober 2019. (Soe Zeya Tun/Reuters)

Sahabat.com - Perusahaan otomotif asal Jepang, Subaru Corp., pada Rabu (8/2/2023) mengatakan pihaknya memangkas target produksi tahunannya hampir 10 persen.

Hal itu dilakukan akibat krisis chip semikonduktor yang masih berlangsung hingga kini sehingga menghambat produsen mobil di seluruh dunia dalam memproduksi kendaraan.

Perusahaan mengatakan kekurangan yang paling akut di antara suku cadang untuk pengiriman segera di pasar spot (spot market) dan diperkirakan kekurangan pasokan akan bertahan paling lama hingga sekitar Juni sebelum kembali normal.

Subaru memperkirakan akan memproduksi 880.000 kendaraan tahun fiskal ini hingga Maret, atau turun 9,3 persen dari perkiraan sebelumnya yakni 970.000 unit.

"Pada kuartal ketiga, kami berhasil mempertahankan penurunan sekitar 20.000 unit dibandingkan rencana kami melalui upaya yang dilakukan," kata Kepala Keuangan Subaru, Katsuyuki Mizuma, seperti dilaporkan Reuters.

Mizuma menambahkan pada kuartal keempat yang berakhir 31 Maret, Subaru memperkirakan akan membuat 70.000 kendaraan lebih sedikit dari yang direncanakan sebelumnya.

Subaru, di mana Toyota Motor Corp., memiliki 20 persen saham, diharapkan bisa mencapai produksi global 1 juta kendaraan tahun depan.

Setelah menjalankan kembali produksi usai merebaknya Covid-19, banyak produsen mobil mengejar ketinggalan dalam hal produksi, dengan pembuat chip mengirimkan pengiriman ke industri elektronik konsumen.

Subaru pada Rabu (8/2/2023) menurunkan perkiraan penjualan global tahunannya sebesar 5,4 persen menjadi 870.000 kendaraan dari perkiraan sebelumnya, meskipun itu masih menandai kenaikan 18,5 persen dibandingkan tahun keuangan 2022.

Sebagian besar perkiraan penurunan penjualan global terjadi di pasar Amerika Serikat (AS), di mana dua pertiga penjualan mobilnya terjual, termasuk model Subaru Forester dan Outback yang populer.

Perusahaan mempertahankan perkiraan laba operasi tahunannya tidak berubah pada 300 miliar yen (US$2,29 miliar), mengutip upayanya untuk mengendalikan biaya dan meningkatkan efisiensi dari manufaktur hingga penjualan, serta asumsi nilai tukar.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment